Maraknya berbagai kasus yang terjadi
dalam dunia pendidikan saat ini sangat memprihatinkan bangsa Indonesia, mulai
dari kasus pelecehan, pemerkosaan, kekerasan, narkoba, tawuran dan sebagainya.
Hal tersebut tentu menjadi pokok masalah yang harus diselesaikan dengan baik.
Tidak hanya murid sebagai pelaku kejahatan tetapi sejumlah oknum para pendidik
masih banyak yang melakukan tindakan yang tidak layak pada muridnya.
Dapat dilihat dari berbagai kasus yang
terjadi dalam dunia pendidikan yaitu maraknya kasus pemerkosaan dan pembunuhan
yang terjadi saat ini yang menimpa sejumlah kalangan pelajar yang
sangat memprihatinkan adalah korban dan pelaku masih dibawah umur seperti kasus
Yuyun (14) yang sepulang sekolah diperkosa oleh 14 pelaku laki-laki yang
rata-rata masih dibawah umur dan sebagian pelaku memiliki kualitas pendidikan
yang minim. Selain itu, adapun kasus pemerkosaan di Manado yang dilakukan oleh
oknum guru terhadap salah satu muridnya. Her (56) warga desa Koka, Minahasa
yang merupakan guru di SMP Manado yang dilaporkan telah memperkosa
muridnya OT (13) yang pada saat itu sedang mengerjakan tugas di kelas
bersama pelaku. Her dilaporkan oleh orang tua korban di SPKT Polresta
Manado.
Dalam beberapa kasus tersebut,
terlihat bahwa pelaku tidak memiliki moral yang baik, sangat memprihatinkan
bila kasus seperti ini tidak ditangani oleh aparat pemerintah maupun pihak
sekolah yang berupaya menanggulangi masalah tersebut agar tidak terjadi lagi
korban selanjutnya. Akan tetapi kurangnya kesadaran pemerintah dalam memberikan
hukuman yang setimpal bagi pelaku kejahatan tersebut yang mengakibatkan
timbulnya pelaku-pelaku lainnya yang ingin mecoba berbuat jahat. Dalam pihak
sekolah, kurangnya kesadaran dalam memberikan pendidikan moral kepada siswa
akan berdampak menjadi siswa yang tidak memiliki karakter serta moral yang
baik.
Untuk menyikapi masalah tersebut,
pihak sekolah dapat melaksanakan pendidikan karakter atau pendidikan moral
yaitu suatu usaha untuk penanaman nilai-nilai karakter yang bertujuan mendidik
siswa agar dapat memiliki karakter yang baik, yang nantinya karakter
tersebut akan menjadikan siswa yang unggul, bermoral baik, bermartabat.
Sehingga dimasa yang akan datang siswa dibekali karakter yang kokoh tidak mudah
goyah dalam menghadapi tantangan dimasa depan yang berhadapan pada era
globalisasi.
Adapun nilai-nilai yang harus
diberikan pada siswa seperti nilai kejujuran, nilai religius, toleransi, demokratis,
cinta tanah air, kreatif, disiplin, gemar membaca dan menulis, peka/peduli
sosial, tanggung jawab, bersahabat, semangat nasionalis dan sebagainya. Seperti
di negara Cina, pada saat reformasi pendidikan maka Cina memilih program atau
model pendidikan karakter yang bertujuan agar berhasil mendidik siswa-siswa
yang memiliki karakter yang baik.
Pendidikan karakter akan lebih baik
apabila anak sejak usia dini diberikan pembelajaran seperti ini. Mengapa harus
sejak dini? Karena anak usia keemasan akan mudah menyerap pembelajaran yang akan
diberikan oleh orang tua maupun guru. Pelaksanaan pendidikan karakter juga baik
dilanjutkan dari jenjang SD, SMP, SMA dan tidak menutup kemungkinan jika
mahasiswa perguruan tinggi juga diberikan pendidikan karakter, jadi semua
jenjang pendidikan sangat baik untuk diberikan pendidikan karakter agar
nantinya menjadi lulusan yang cakap, berbudi pekerti serta bermoral dan
berakhlak mulia.
Upaya pendidikan karakter ini sangat
diharapkan oleh pihak sekolah maupun pemerintah dalam menyikapi berbagai kasus
yang ada dalam masyarakat. Sehingga pada generasi selanjutnya akan menyadari
bahwa pentingnya penanaman nilai-nilai moral menjadikan seseorang menjadi
individu yang mempunyai perilaku yang baik serta bermoral, sehingga tidak akan
terjadi lagi sejumlah oknum pelaku kejahatan serta menjadikan dunia pendidikan
yang berkualitas dimasa mendatang.
Komentar
Posting Komentar