Blog ini berisi tulisan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi A UNJ angkatan 2015 tentang permasalahan pendidikan. Seluruh tulisan ini dibuat sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia, Juni 2016.



Fajar Arif Rachman: Pendidikan Seperti Sang Fajar


Bila ada yang bertanya tentang apa itu pendidikan maka ia sesungguhnya belum mendapatkan pendidikan itu sendiri. Dalam terminologi, pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana dan sistematis dengan adanya interaksional peserta didik didalamnya dan memiliki tujuan. Pendidikan ialah hal yang sangat penting bagi setiap insan di dunia ini. Pendidikan tidak hanya mengantar kita sebagai manusia untuk bisa eksis dalam duniawi tetapi juga bisa mengantarkan kita untuk bisa eksis di alam selanjutnya.

Tujuan pendidikan itu sendiri dalam terminologi ada empat, yaitu (1) mengembangkan potensi, (2) mencerdaskan kehidupan, (3) memanusiakan manusia, (4) dan mewariskan budaya. Jelas disini tujuan pendidikan sangatlah sistematis dan mengarah kepada sesuatu yang kompleks. Pendidikan harus mengembangkan potensi baik itu akademik maupun non akademik karena setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda dan harus dikembangkan. Pendidikan harus mencerdaskan kehidupan, yang termasuk di dalamnya seperti beriman dan bertakwa, berbudi pekerti luhur, cerdas, kreatif, disiplin, dan bertanggung jawab. Maka makna mencerdaskan kehidupan pun juga sudah sangat kompleks. Pendidikan harus memanusiakan manusia atau dalam bahasa lainnya ialah humanis. Pendidikan harus mewariskan budaya atau lebih kepada peradaban yang akan diwarisinya, dimana budaya-budaya yang ada akan lebih terjaga dengan baik apa bila diwariskan melalui pendidikan yang didesain sedemikian rupa.

Pendidikan juga tak mengenal berbagai macam yang berbentuk diskriminasi baik itu ras, etnis, agama, bentuk  fisik, usia dan sebagainya. Pendidikan harus dirasakan oleh semua orang. Hanya dengan pendidikan seseorang bisa mengalami mobilitas sosial baik itu keatas maupun kebawah itu semua tergantung bagaimana pendidikan yang didapatkannya apakah kurang, cukup atau sangat memadai.

Lalu apa yang terjadi dengan pendidikan di Indonesia tercinta kita sekarang ini? Apa hubungannya dengan judul essay yang biasa saja ini? “Pendidikan Seperti Sang Fajar”. Pendidikan itu ibarat sang fajar terutama di Indonesia yang memiliki iklim tropis ini. Pendidikan harus dirasakan, didapatkan dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh masyarakat Indonesia. Semua orang harus bersiap menghadapi sang fajar itu sendiri, semua orang harus bersabar dan terus berikhtiar hingga awan-awan hitam tidak menutupi sinar sang fajar, semua orang harus menyiapkan payung untuk suatu kondisi dimana sinar itu benar-benar sangat terik, semua orang harus berusaha bagaimana pun mereka harus merasakan sang fajar itu, sang fajar tak mengenal tempat untuk muncul walaupun hanya sebentar. Bahkan di negeri sakura, sang fajar disembah dan dijadikan agama yang bernama “Shinto”, dan pendidikan Jepang sangatlah maju. Sang fajar memberikan kemampuan terbaiknya untuk menghidupi banyak orang. Itulah pendidikan yang harus bisa seperti sang fajar.

Namun, pendidikan di Indonesia itu tidak seperti sang fajar walaupun Indonesia tidak kekurangan sama sekali sinar matahari. Masih banyak yang tidak bisa merasakan pendidikan, masih banyak yang tidak bisa mengakses pendidikan, masih banyak yang kekurangan pendidikan, masih banyak yang mementingkan diri sendiri terhadap pendidikan, masih banyak permasalahan-permasalahan yang bersifat fundamental di dalam pendidikan, masih banyak pendidikan yang tak sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat, padahal Indonesia memiliki banyak tokoh-tokoh pendidikan dan tidak kekurangan para sarjana pendidikan. Apa terlalu banyak hutan rimbun dan gedung-gedung pencakar langit hingga sinar matahari sulit dirasakan oleh setiap orang?

Belum bisa dipastikan kapan pendidikan di Indonesia bisa seperti sang fajar. Yang kami bisa lakukan sebagai mahasiswa pendidikan ialah mencoba untuk mencerdaskan diri sendiri setelah itu mencerdaskan insan-insan lain diluar sana karena tidak mungkin dan sangat riskan bahkan dapat menimbulkan masalah baru bila mencoba mencerdaskan orang lain tetapi diri sendiri belum cukup pengetahuan yang didapatnya. Harapan ke depannya dari saya sendiri yang utama ialah pendidikan harus menyebar secara merata baik itu pendidiknya serta sarana dan prasarananya juga pendidikan harus bisa diakses dengan baik oleh semua orang untuk membawa Indonesia lebih baik lagi dari sekarang dan masalah-masalah pendidikan baik itu dari segi psikologis, ekonomi, sosial, budaya dan lainnya bisa teratasi dengan baik karena sekarang pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi menjadi tanggung jawab bersama.

Komentar

  1. Ulasannya bagus dengan kiasan sang fajar si matahari tapi masih belum tajam penyajiannya masih belum detail pada fokus apa yg menjadi inti dr sang fajar, tambahkan beberapa data akurat seperti sistem oendidikan di Indonesia masih belum maksimal seperti ada berapa jumlah sekolah di 1 propinsi banding pendapatan perkapita penduduknya kelihatan disana apakah pendidikan disana baik or tidak,ulasan diatas cukup menyegarkan bagaimana pendidikan di Indonesia itu menjadi pendidikan "sang fajar"....Good !

    BalasHapus
  2. Ulasannya bagus dengan kiasan sang fajar si matahari tapi masih belum tajam penyajiannya masih belum detail pada fokus apa yg menjadi inti dr sang fajar, tambahkan beberapa data akurat seperti sistem oendidikan di Indonesia masih belum maksimal seperti ada berapa jumlah sekolah di 1 propinsi banding pendapatan perkapita penduduknya kelihatan disana apakah pendidikan disana baik or tidak,ulasan diatas cukup menyegarkan bagaimana pendidikan di Indonesia itu menjadi pendidikan "sang fajar"....Good !

    BalasHapus

Posting Komentar