Blog ini berisi tulisan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi A UNJ angkatan 2015 tentang permasalahan pendidikan. Seluruh tulisan ini dibuat sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia, Juni 2016.



Muhammad Sadun: Pendidikan Nilai Ki Hadjar Dewantara Serta Ketimpangan Pendidikan Masa Kini


Pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara sangatlah menarik karena Ki Hadjar Dewantara menerapkan sistem yang dinamakan tri sentra pendidikan, pertama keluarga, kedua sekolah, dan yang terakhir lingkungan.

Dari ketiga tahapan itulah Ki Hadjar Dewantara sangatlah terkenal dengan sistem pembelajarannya, pada masa sekarang dengan masa lalu sangatlah berbeda karena, pada masa sekarang lebih menitikberatkan kepada pembelajaran buku, LKS, papan tulis, namun Ki Hadjar lebih ke arah nilai yang diberikan dari pendidikan yang diterima oleh siswa sendiri.

Ki Hadjar Dewantara menerapkan nilai-nilai dari ketiga tahapan itu, pembelajaran akan baik ketika mendapatkan langsung dari orang tua sendiri dan ketika pembelajaran oleh orang tua salah terhadap anaknya, maka akan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pembelajaran terhadap anak sendiri maka jangan pernah berprasangka pendidikan dari orang tua itu tidaklah berarti, sangatlah berarti karena semua bermula dari orang tua memberikan pendidikan nilai-nilai moral, etika, sopan santun, dan lainnya.

Kedua ialah tahapan sekolah, pada tahapan ini tidaklah terlalu menjadi titik berat karena pendidikan sudah dimulai pada orang tua sendiri, dan sekolah hanyalah sebagai media untuk tercapainya pendidikan yang diberikan oleh orang tua sendiri kepada anaknya, namun tidak dipungkiri sekolah akan dapat menjadi bagian yang sangat penting ketika pendidikan orang tua atau nilai-nilai yang seharusnya diberikan namun tidak tersampaikan, karena beberapa hal misalnya, hubungan orang tua yang tidak akur, orang tua broken home, serta sering sekali ditinggal pergi oleh orang tuanya dan sang anak hanya dititipkan kepada asisten rumah tangga, itulah bagian-bagian yang mana nilai-nilai tidak tersampaikan dengan baik, maka media sekolah lah yang akan berperan sangat penting dalam ranah ini.

Ketiga ialah tahapan berada di lingkungan, tahapan ini sebuah aplikasi lapangan yang akan sang anak lakukan setelah dari tahapan pertama dan kedua sudah tersampaikan, namun ketika dari kedua tahapan tidak tersampaikan dengan baik, maka akan sangat berdampak pula pada lingkungannya yang tidak akan terarah dengan baik.  

Kita ketahui bersama-sama bahwasanya pendidikan yang diterapkan oleh Ki Hadjar Dewantara sangatlah berbeda dengan pendidikan masa kini, banyak sekali ketimpangan yang dilakukan, seharusnya pendidikan itu sendiri diberikan kepada siapa saja namun, saat ini pendidikan akan tersampaikan dengan baik ketika sang anak dapat membayar iuran dengan baik, ketika iuran tidak berjalan maka anak tersebut tidak terlalu diperhatikan.

Ki Hadjar Dewantara memberikan pendidikan kepada siapa saja yang ingin belajar serta menaikkan derajat kehidupannya, oleh karena itu Ki Hadjar Dewantara mengajarkan pendidikan nilai dan karakter akan tersampaikan dengan baik ketika dari ketiga tahapan itu sudah tersampaikan dengan baik, namun akan berdampak buruk ketika ketiga tahapan itu tidak tersampaikan dengan baik. 

Pada jaman sekarang sering banyak kasus yang dilakukan oleh anak-anak sampai remaja, kenapa bisa terjadi? karena mereka tidak memiliki nilai-nilai yang seharusnya tersampaikan dengan baik namun tidak tersampaikan dengan baik, karena beberapa hal yang menyebabkan hal itu terjadi.

Pandangan yang dikemukakan oleh Sigmund Freud ialah “masa keemasan anak ialah dari usia  3-5 tahun atau sering disebut  golden age  dari masa ini anak sangat kompleks dan kuat dalam meniru apa yang dilihatnya”.

Sudah jelas anak akan mendapatkan hal-hal negatif apa yang dilihatnya karena pada masa 3-5 seharusnya anak lebih diperhatikan tidak dihiraukan begitu saja jadi, semua kasus yang ada pada sekarang semuanya bermula pada masa usia 3-5 tahun karena di usia itu sangatlah kuat ingatan anak dalam menerima dan mengingatnya dalam memorinya, jangan pernah salahkan anak ketika membuat hal-hal yang di luar batasnya seharusnya yang perlu di perhatikan yaitu bagaimana bisa orang tua lolos dalam memperhatikan anak sehingga akan berdampak buruk.

Maka sangatlah penting nilai-nilai yang diberikan kepada anak dari usia dini dan terus memperhatikan perkembangannya sampai remaja, sehingga tidak terlalu jauh dalam apa yang diharapkan oleh orang tua kepada anaknya.

Komentar