Blog ini berisi tulisan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi A UNJ angkatan 2015 tentang permasalahan pendidikan. Seluruh tulisan ini dibuat sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia, Juni 2016.



Ogi Rustiyowati: Pendidikan Karakter Sebagai Solusi Permasalahan di Era Globalisasi


Globalisasi merupakan suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu sendiri.  Menurut seorang ahli sosiologi Selo Soemardjan, globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama. Globalisasi berpengaruh pada segala aspek dalam kehidupan manusia di suatu negara mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial dan politik. Globalisasi membawa dampak positif yang pertama, bagi masyarakat khususnya pada aspek pendidikan, dimana globalisasi mempermudah para peserta didik untuk mendapatkan sumber informasi. Dengan adanya globalisasi, pendidikan semakin berkembang dengan media yang digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai contoh internet. Dampak positif selanjutnya dari adanya globalisasi juga mengembangkan pola pikir peserta didik, dengan menggunakan banyak metode yang mudah diakses. Kemudian globalisasi juga membantu mengembangkan ilmu, yang diajarkan kepada peserta didik agar tidak lagi bersifat konservatif atau tradisional.

Selain dampak positif, globalisasi juga berdampak negatif bagi peserta didik apabila dilhat dari aspek pendidikan. Dengan adanya sarana dan prasarana yang semakin modern tidak menutup kemungkinan bagi para peserta didik untuk menyalahgunakannya. Beberapa waktu belakangan ini, beredar luas video tentang aksi bullying siswa SMAN 3 Jakarta. Dalam video yang beredar luas di internet tersebut, terdapat beberapa siswa yang disiram menggunakan air dari teh botol dan abu rokok. Dalam video tersebut, juga terdapat para siswa kelas X dimaki-maki kemudian para siswi dipaksa mengenakan bra di luar dan dipaksa untuk menghisap rokok oleh para siswa kelas XII. Beredar luasnya video tersebut, merupakan penyalahgunaan internet yang dilakukan oleh para peserta didik dan berdampak besar bagi para generasi muda lainnya, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kasus lain yang sama atau bahkan yang lebih parah. Sejatinya instansi pendidikan dapat melahirkan para intelektual muda bermoral yang memiliki pengetahuan dan sikap sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat. Akan tetapi, dengan semakin berkembangnya era globalisasi peran internet menjadi lebih dominan apalagi dengan adanya media sosial. Rusaknya karakter generasi muda, sebagai akibat dari adanya internet yang merusak tatanan nilai etika dan moral yang sudah menjadi budaya di Indonesia. Pentingnya pengawasan dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi kasus tersebut terulang kembali. Diperlukan adanya kerjasama dan pengawalan khusus  dimulai dari lingkungan keluarga, instansi pendidikan dan pemerintah untuk mengatasi kejadian tersebut terulang kembali. Semakin menurunnya nilai etika dan moral para peserta didik membuat prihatin dan menjadi masalah nasional bagi Indonesia.

Peran pendidikan dalam era globalisasi ini, menjadi sangat penting yang diharapkan  dapat memperbaiki merosotnya nilai etika, moral serta karakter dari para peserta didik. Karena peserta didik merupakan aset bangsa  yang dapat mengubah kehidupan negara kearah yang lebih positif dan maju.  Pendidikan karakter menjadi salah satu solusi untuk memecahkan masalah di era globalisasi yang dapat memperbaiki merosotnya nilai etika, moral serta karakter dari para peserta didik, dan mengatasi problem kebangsaan yang sangat kompleks  di Indonesia. Pendidikan karakter merupakan upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai yang di junjung tinggi bangsa, dimana tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.  Pendidikan karakter merupakan model pendidikan pembentukan watak dan kepribadian peserta didik sesuai dengan nilai-nila luhur bangsa. Setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penyelenggara pendidikan harus mengerti dan paham tentang karakter dari setiap para peserta didik. Nilai-nilai yang perlu ditanamkan kepada peserta didik adalah religius, jujur,  toleran, disiplin, kerja keras, kreatif mandiri, demokratis, semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

Pendidikan karakter diyakini  dapat membuat para peserta didik memiliki sikap berdasarkan nilai luhur bangsa dan dapat merubah bangsa Indonesia ke arah yang lebih positif. Diperlukan peran agen-agen untuk mewujudkan keberhasilan pendidikan karakter tersebut dimulai dari keluarga, instansi pendidikan dan lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter ini juga bertujuan untuk mengatasi permasalahan pudarnya nilai dan norma serta menurunnya nilai etika dan moral bangsa Indonesia.

Komentar