Globalisasi merupakan suatu fenomena
khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari proses manusia global itu sendiri. Menurut seorang
ahli sosiologi Selo Soemardjan, globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi
dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan
kaidah yang sama. Globalisasi berpengaruh pada segala aspek dalam kehidupan
manusia di suatu negara mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial dan politik.
Globalisasi membawa dampak positif yang pertama, bagi masyarakat khususnya pada
aspek pendidikan, dimana globalisasi mempermudah para peserta didik untuk
mendapatkan sumber informasi. Dengan adanya globalisasi, pendidikan semakin
berkembang dengan media yang digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai
contoh internet. Dampak positif selanjutnya dari adanya globalisasi juga
mengembangkan pola pikir peserta didik, dengan menggunakan banyak metode yang
mudah diakses. Kemudian globalisasi juga membantu mengembangkan ilmu, yang diajarkan
kepada peserta didik agar tidak lagi bersifat konservatif atau tradisional.
Selain dampak positif, globalisasi
juga berdampak negatif bagi peserta didik apabila dilhat dari aspek pendidikan.
Dengan adanya sarana dan prasarana yang semakin modern tidak menutup
kemungkinan bagi para peserta didik untuk menyalahgunakannya. Beberapa waktu
belakangan ini, beredar luas video tentang aksi bullying siswa
SMAN 3 Jakarta. Dalam video yang beredar luas di internet tersebut, terdapat
beberapa siswa yang disiram menggunakan air dari teh botol dan abu rokok. Dalam
video tersebut, juga terdapat para siswa kelas X dimaki-maki kemudian para
siswi dipaksa mengenakan bra di luar dan dipaksa untuk menghisap rokok oleh
para siswa kelas XII. Beredar luasnya video tersebut, merupakan penyalahgunaan
internet yang dilakukan oleh para peserta didik dan berdampak besar bagi para
generasi muda lainnya, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kasus lain
yang sama atau bahkan yang lebih parah. Sejatinya instansi pendidikan dapat
melahirkan para intelektual muda bermoral yang memiliki pengetahuan dan sikap
sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat. Akan tetapi, dengan
semakin berkembangnya era globalisasi peran internet menjadi lebih dominan
apalagi dengan adanya media sosial. Rusaknya karakter generasi muda, sebagai
akibat dari adanya internet yang merusak tatanan nilai etika dan moral yang
sudah menjadi budaya di Indonesia. Pentingnya pengawasan dari pemerintah dan
masyarakat untuk mengatasi kasus tersebut terulang kembali. Diperlukan adanya
kerjasama dan pengawalan khusus dimulai dari lingkungan keluarga,
instansi pendidikan dan pemerintah untuk mengatasi kejadian tersebut terulang
kembali. Semakin menurunnya nilai etika dan moral para peserta didik membuat
prihatin dan menjadi masalah nasional bagi Indonesia.
Peran pendidikan dalam era globalisasi
ini, menjadi sangat penting yang diharapkan dapat memperbaiki merosotnya
nilai etika, moral serta karakter dari para peserta didik. Karena peserta didik
merupakan aset bangsa yang dapat mengubah kehidupan negara kearah yang
lebih positif dan maju. Pendidikan karakter menjadi salah satu solusi
untuk memecahkan masalah di era globalisasi yang dapat memperbaiki merosotnya
nilai etika, moral serta karakter dari para peserta didik, dan mengatasi
problem kebangsaan yang sangat kompleks di Indonesia. Pendidikan karakter
merupakan upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli,
dan menginternalisasi nilai-nilai yang di junjung tinggi bangsa, dimana tujuan
pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik secara utuh,
terpadu dan seimbang. Pendidikan karakter merupakan model pendidikan
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik sesuai dengan nilai-nila luhur
bangsa. Setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
penyelenggara pendidikan harus mengerti dan paham tentang karakter dari setiap
para peserta didik. Nilai-nilai yang perlu ditanamkan kepada peserta didik
adalah religius, jujur, toleran, disiplin, kerja keras, kreatif mandiri,
demokratis, semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Pendidikan karakter diyakini
dapat membuat para peserta didik memiliki sikap berdasarkan nilai luhur bangsa
dan dapat merubah bangsa Indonesia ke arah yang lebih positif. Diperlukan peran
agen-agen untuk mewujudkan keberhasilan pendidikan karakter tersebut dimulai
dari keluarga, instansi pendidikan dan lingkungan masyarakat. Pendidikan
karakter ini juga bertujuan untuk mengatasi permasalahan pudarnya nilai dan
norma serta menurunnya nilai etika dan moral bangsa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar