Generasi muda adalah generasi penerus
bangsa. Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh generasi muda bangsa ini.
Oleh karena itu, generasi muda bangsa Indonesia merupakan faktor penting untuk
bisa mewujudkan cita-cita bangsa serta mempertahankan kedaulatan bangsa. Namun
pada kenyataannya, generasi muda di Indonesia saat ini cenderung
mengkhawatirkan perilakunya bagi kelanjutan masa depan bangsa ini.
Problem kebangsaan pada era
globalisasi ini telah membawa dampak yang luas bagi kehidupan. Dampak
globalisasi tersebut ada yang positif, ada pula yang negatif. Dampak negatif
inilah yang menjadi permasalahan yang sangat kompleks, apalagi bagi bangsa Indonesia.
Banyak kasus yang terjadi pada generasi bangsa sekarang ini, mulai dari
tawuran, narkoba, pergaulan bebas, hingga konflik sosial yang dapat mengancam
disintegrasi bangsa. Hal tersebutlah yang akan berujung pada hilangnya karakter
bangsa.
Patut kita pahami, bangsa Indonesia
merupakan suatu bangsa yang memiliki jumlah penduduk yang besar dengan
adat-istiadat dan budaya yang bermacam-macam. Tidak ada bangsa lain yang
sebesar dan seberagam ini selain bangsa Indonesia. Kenyataan itu mempengaruhi
masyarakat dalam membangun pola interaksi satu sama lain. Dengan kebesaran ini,
konflik akan selalu ada. Maka dari itu, bangsa Indonesia menjadi harga yang
dipertaruhkan di masa depan.
Dari kondisi yang demikian kompleks
ini, untuk mengatasi problem kebangsaan tersebut dapat dilakukan dengan
menanamkan pendidikan karakter pada generasi bangsa melalui proses pendidikan
di sekolah. Dimana, pendidikan karakter dapat menjadi salah satu alat untuk
menyaring efek negatif dari globalisasi tersebut. Pendidikan karakter amat
sangat penting untuk membangun generasi bangsa Indonesia yang berakhlak,
berbudi pekerti, dan berperilaku baik.
Pendidikan karakter hadir atas
keprihatinan kondisi dekadensi moral generasi bangsa yang semakin
memprihatinkan. Namun, dalam pelaksanaannya di sekolah, pendidikan karakter
belum optimal dijalankan. Padahal, seiring dengan arus globalisasi yang telah
masuk dalam seluruh kehidupan, pembangunan karakter sungguh sangat mendesak
untuk dikaji dan diimplementasikan di sekolah.
Pada dasarnya, tujuan pendidikan tidak
hanya mentransfer ilmu dari seorang guru kepada peserta didik. Lebih dari itu,
pendidikan diharapkan bisa membentuk kepribadian seorang peserta didik agar
memiliki kepribadian dan karakteristik yang kuat serta mental yang tangguh sebagai
generasi penerus untuk mewujudkan cita-cita bangsa di masa depan. Oleh
karenanya, pendidikan karakter merupakan kebutuhan mendesak untuk segera
diterapkan di Indonesia.
Saat ini, banyak sekolah yang hanya
mengutamakan target nilai-nilai akademis dan prestasi peserta didiknya tanpa
memperhatikan pengembangan karakter peserta didik tersebut. Peserta didik
seakan-akan dipaksa untuk berusaha memenuhi target yang telah ditetapkan,
sehingga konsentrasi utama mereka ialah meraih nilai setinggi-tingginya. Sedangkan
di sisi lain, peserta didik melupakan bagaimana cara mereka memperbaiki mental
dan kepribadian sehingga kelak mereka tumbuh menjadi generasi bangsa yang tidak
hanya cerdas, melainkan juga bermoral.
Dalam hal ini, seharusnya sekolah bisa
menyeimbangkan antara nilai-nilai akademis dan pengembangan karakter peserta
didik itu sendiri. Sekolah jangan hanya mementingkan nilai-nilai
akademis, tetapi harus juga diajarkan nilai-nilai etis. Bila sekolah memang
harus mementingkan nilai-nilai akademis, sekolah juga mesti mencontohkan kepada
peserta didik bahwa menyontek demi mendapatkan nilai akademis yang tinggi itu
tidaklah baik.
Proses pendidikan diharapkan tidak
hanya menciptakan generasi yang mempunyai nilai akademis bagus. Namun juga
mampu mewujudkan siswa berkarakter kuat yang kelak menjadi generasi penerus
cita-cita luhur para pendiri bangsa ini. Agar proses pendidikan tersebut
berhasil guna, peran guru sebagai sosok panutan sangat penting dan menentukan.
Karena guru tidak hanya seseorang yang bertugas mengajar, tetapi juga
bertanggung jawab terhadap perkembangan karakter peserta didik. Guru
bertanggung jawab untuk mewariskan sistem nilai kepada peserta didik dan
menerjemahkan sistem nilai itu melalui kehidupan pribadinya.
Pendidikan karakter bukanlah mata
pelajaran yang berdiri sendiri. Keberadaannya masuk ke dalam setiap mata
pelajaran. Pendidikan karakter esensinya adalah meta nilai dari setiap mata
pelajaran. Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan dalam mata pelajaran perlu
dilakukan dengan cara mencantumkan nilai-nilai karakter ke dalam silabus. Namun
silabus saja belum cukup, perencanaan pembelajaran yang baik harus ditunjang
dengan RPP yang menggambarkan bagaimana proses belajar itu berlangsung supaya
pembelajaran dapat berjalan optimal.
Komentar
Posting Komentar