Blog ini berisi tulisan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi A UNJ angkatan 2015 tentang permasalahan pendidikan. Seluruh tulisan ini dibuat sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia, Juni 2016.



Febi Dwi Anggraeni: Mewujudkan Generasi Bangsa Indonesia yang Berkarakter


Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh generasi muda bangsa ini. Oleh karena itu, generasi muda bangsa Indonesia merupakan faktor penting untuk bisa mewujudkan cita-cita bangsa serta mempertahankan kedaulatan bangsa. Namun pada kenyataannya, generasi muda di Indonesia saat ini cenderung mengkhawatirkan perilakunya bagi kelanjutan masa depan bangsa ini.

Problem kebangsaan pada era globalisasi ini telah membawa dampak yang luas bagi kehidupan. Dampak globalisasi tersebut ada yang positif, ada pula yang negatif. Dampak negatif inilah yang menjadi permasalahan yang sangat kompleks, apalagi bagi bangsa Indonesia. Banyak kasus yang terjadi pada generasi bangsa sekarang ini, mulai dari tawuran, narkoba, pergaulan bebas, hingga konflik sosial yang dapat mengancam disintegrasi bangsa. Hal tersebutlah yang akan berujung pada hilangnya karakter bangsa.

Patut kita pahami, bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki jumlah penduduk yang  besar dengan adat-istiadat dan budaya yang bermacam-macam. Tidak ada bangsa lain yang sebesar dan seberagam ini selain bangsa Indonesia. Kenyataan itu mempengaruhi masyarakat dalam membangun pola interaksi satu sama lain. Dengan kebesaran ini, konflik akan selalu ada. Maka dari itu, bangsa Indonesia menjadi harga yang dipertaruhkan di masa depan.

Dari kondisi yang demikian kompleks ini, untuk mengatasi problem kebangsaan tersebut dapat dilakukan dengan menanamkan pendidikan karakter pada generasi bangsa melalui proses pendidikan di sekolah. Dimana, pendidikan karakter dapat menjadi salah satu alat untuk menyaring efek negatif dari globalisasi tersebut. Pendidikan karakter amat sangat penting untuk membangun generasi bangsa Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan berperilaku baik.

Pendidikan karakter hadir atas keprihatinan kondisi dekadensi moral generasi bangsa yang semakin memprihatinkan. Namun, dalam pelaksanaannya di sekolah, pendidikan karakter belum optimal dijalankan. Padahal, seiring dengan arus globalisasi yang telah masuk dalam seluruh kehidupan, pembangunan karakter sungguh sangat mendesak untuk dikaji dan diimplementasikan di sekolah.

Pada dasarnya, tujuan pendidikan tidak hanya mentransfer ilmu dari seorang guru kepada peserta didik. Lebih dari itu, pendidikan diharapkan bisa membentuk kepribadian seorang peserta didik agar memiliki kepribadian dan karakteristik yang kuat serta mental yang tangguh sebagai generasi penerus untuk mewujudkan cita-cita bangsa di masa depan. Oleh karenanya, pendidikan karakter merupakan kebutuhan mendesak  untuk segera diterapkan di Indonesia.

Saat ini, banyak sekolah yang hanya mengutamakan target nilai-nilai akademis dan prestasi peserta didiknya tanpa memperhatikan pengembangan karakter peserta didik tersebut. Peserta didik seakan-akan dipaksa untuk berusaha memenuhi target yang telah ditetapkan, sehingga konsentrasi utama mereka ialah meraih nilai setinggi-tingginya. Sedangkan di sisi lain, peserta didik melupakan bagaimana cara mereka memperbaiki mental dan kepribadian sehingga kelak mereka tumbuh menjadi generasi bangsa yang tidak hanya cerdas, melainkan juga bermoral.

Dalam hal ini, seharusnya sekolah bisa menyeimbangkan antara nilai-nilai akademis dan pengembangan karakter peserta didik itu sendiri. Sekolah jangan hanya mementingkan nilai-nilai akademis, tetapi harus juga diajarkan nilai-nilai etis. Bila sekolah memang harus mementingkan nilai-nilai akademis, sekolah juga mesti mencontohkan kepada peserta didik bahwa menyontek demi mendapatkan nilai akademis yang tinggi itu tidaklah baik.

Proses pendidikan diharapkan tidak hanya menciptakan generasi yang mempunyai nilai akademis bagus. Namun juga mampu mewujudkan siswa berkarakter kuat yang kelak menjadi generasi penerus cita-cita luhur para pendiri bangsa ini. Agar proses pendidikan tersebut berhasil guna, peran guru sebagai sosok panutan sangat penting dan menentukan. Karena guru tidak hanya seseorang yang bertugas mengajar, tetapi juga bertanggung jawab terhadap perkembangan karakter peserta didik. Guru bertanggung jawab untuk mewariskan sistem nilai kepada peserta didik dan menerjemahkan sistem nilai itu melalui kehidupan pribadinya.

Pendidikan karakter bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri. Keberadaannya masuk ke dalam setiap mata pelajaran. Pendidikan karakter esensinya adalah meta nilai dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan dalam mata pelajaran perlu dilakukan dengan cara mencantumkan nilai-nilai karakter ke dalam silabus. Namun silabus saja belum cukup, perencanaan pembelajaran yang baik harus ditunjang dengan RPP yang menggambarkan bagaimana proses belajar itu berlangsung supaya pembelajaran dapat berjalan optimal.

Komentar